Nasib Kelapa Sawit Indonesia di Tengah Konspirasi Isu Lingkungan

Nasib Kelapa Sawit Indonesia di Tengah Konspirasi Isu Lingkungan


PlazaAgro.com - Minyak kelapa sawit atau CPO yang dihasilkan Indonesia dan Malaysia berpotensi menguasai kebutuhan pasar dunia pada 10 tahun mendatang, Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan penduduk dunia dan permintaan minyak kelapa sawit (CPO) yang semakin meningkat jika dibandingkan dengan minyak nabati lain seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Namun kondisi tersebut sayangnya tidak didukung dengan produktivitas perkebunan kelapa sawit di dalam negeri.



Ada Upaya Menjatuhkan Produksi Minyak Kelapa Sawit di Indonesia




Agroindustri kelapa sawit di Indonesia telah memberikan banyak kontribusi pada ekonomi negara. Kontribusi tersebut diantaranya berupa perluasan lapangan kerja bagi masyarakat dan pengusaha, serta pemasukan devisa, penggerak ekonomi daerah dan pajak bagi negara. Namun demikian, sawit masih harus berhadapan dengan isu-isu perusakan lingkungan dan aspek sosial seperti akibat konversi hutan menjadi perkebunan, pencemaran akibat limbah sawit yang tak terolah bahkan sampai pada perampasan lahan petani oleh perusahaan perkebunan.

Bahkan isu yang paling hangat tahun ini yaitu bencana kabut asap di beberapa wilayah Sumatra dan Kalimantan yang salah satu oknumnya diduga merupakan perusahaan kelapa sawit di wilayah tersebut. Hal ini tentu saja semakin menyudutkan salah satu industri Indonesia yang berpotensi menguasai pasar dunia.

Penjelasan awal tersebut menunjukkan bagaimana Agroindustri kelapa sawit seperti memiliki tiga ujung mata pisau, satu sisi tajam pada peningkatan ekonomi, namun pada dua sisi lain masih tumpul pada sisi isu-isu lingkungan dan sosial. Kondisi “Tri Sula” ini perlu diperbaiki agar ada keseimbangan ketajaman mata pisau untuk mencapai keberlanjutan agroindustri kelapa sawit Indonesia dimasa yang akan datang.

Keberlanjutan itu hanya dapat tercapai bukan saja pada kemampuan menyeimbangkan kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial tetapi agroindustri sawit juga harus mampu memenuhi tercapainya target sebagai penyedia pangan, papan, dan energi (istilah populernya Food, Fiber, Fuel) seperti yang dikonsepkan oleh National Research Council, Amerika Serikat pada tahun 2010.

Untuk mencapai target pemikiran tersebut, Agroindustri kelapa sawit di Indonesia harus mampu mengubah paradigma pengelolaannya. Titik perubahan itu dimulai dari awalnya perusahaan hanya memproduksi CPO dan membiarkan limbah industrinya, ke arah pendayagunaan dan pemanfaatan limbah pabrik sawit menjadi produk bioenergi dan biokimia serta menjadi produsen listrik selama proses produksi berlangsung.


Kelapa Sawit Indonesia


Perubahan paradigma ini berarti bahwa Agroindustri kelapa sawit kedepannya harus mampu menggali sendiri atau menyerap kemajuan teknologi terkini dalam menghadapi masalah lingkungan dan sosial. Perubahan paradigma ini akan melahirkan strategi pemanfaatan teknologi dan sumber daya manusia lebih luas, pembukaan celah pasar dan peluncuran produk baru, serta intensifikasi perkebunan sawit sebagai bahan baku energi dan pangan.

Secara singkat, perubahan pandangan itu akan menggiring masalah dan tantangan menjadi peluang bisnis baru di bidang energi tanpa meninggalkan bisnis utama dibidang perkebunan kelapa sawit.

Masyarakat indonesia juga harus siap dan teredukasi dalam menyikapi persaingan bisnis internasional secara terbuka, misalnya dengan pernyataan yang dipaparkan oleh beberapa negara eropa mengenai bahaya minyak kelapa sawit (CPO) yang bisa memicu kanker dan beralih menuju produk yang mereka bisa buat yaitu minyak kedelai dan berbagai jenis minyak lain.

Apakah benar minyak kelapa sawit (CPO) merupakan penyebab kanker? 

Hal tersebut merupakan salah satu persaingan dalam strategi pemasaran, karena permintaan pasar minyak kelapa sawit (CPO) dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun dan negara pemasok terbesar di dunia adalah Indonesia dan Malaysia.

Juga kita tahu negara-negara eropa akan sangat sulit memproduksi minyak kelapa sawit (CPO) karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan tumbuhan sawit untuk hidup. Jika memproduksi bahan baku cpo saja tidak bisa maka salah satu yang bisa dilakukan yaitu menyaingi produk minyak kelapa sawit dari negara-negara tropis khususnya Indonesia dengan produk minyak kedelai dan merilis berbagai isu untuk menjatuhkan minyak kelapa sawit.

Perlu diketahui, kelapa sawit merupakan produk komoditi primadona Indonesia dan Uni Eropa menempati peringkat ketiga dalam 10 besar negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia. Namun, pemberitaan mengenai dampak negatif produk minyak sawit bagi kesehatan maupun pandangan konsumen di Eropa yang mengaitkan produksi kelapa sawit sebagai penyebab berkurangnya populasi Orang Utan di Indonesia atau menjadi penyebab deforestasi di Indonesia telah menghambat masuknya produk minyak sawit Indonesia di negara-negara Uni Eropa



PlazaAgro.com merupakan media yang khusus menyajikan artikel-artikel seputar industri pertanian di Indonesia. Dengan tujuan agar masyarakat lebih mengenal dan memanfaatkan potensi hasil pertanian yang sampai saat ini belum dikelola secara maksimal.


Follow Twitter: @PlazaAgro



Nasib Kelapa Sawit Indonesia di Tengah Konspirasi Isu Lingkungan | Andy N | 5

0 komentar:

Posting Komentar